Dimensi Struktur
Organisasi
Struktur organisasi menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, serta mekanisme
koordinasi yang formal dan pola interaksi yang akan diikuti (Robbins, 2003). Menurut
Daft (1998), dimensi struktur organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural,
yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan
menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi
structural terdiri dari:
a. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang
terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan. Jika suatu pekerjaan
sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunyai tingkat
keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus
dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerjakan. Ada 3 macam jenis formalisasi,
yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran
pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.
b. Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan
oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi
sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang
berlainan Suatu spesialisasi kerja dikatakan bersifat ekstensif apabila setiap
karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu
spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugastugas yang
mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1. Spesialisasi horisontal
Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang
lingkup suatu pekerjaan, atau pada
tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu
pekerjaan yang lengkap. Semakin
kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan
secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan
tersebut.
2. Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol
yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak
keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus
melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan
tugas tersebut diatur oleh
peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi,
semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.
c. Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain
untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis
akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978).
d. Hierarki Otoritas.
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada
pada suatu posisi atau kantor (Robbins, 2003). Ketika hak untuk mengatur
bawahan termasuk dalam otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan
hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki
berhubungan dengan “span of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor
pada seorang supervisor. Ketika span of control ini sempit, hirarki
otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar,
hirarki otoritasnya akan lebih pendek.
e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun
subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga)
diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
1. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan
yang ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi tersebut
semakin kompleks.
2. Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis
pekerjaan satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah
pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan
keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi
tersebut.
3. Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari
keberadaan organisasi secara fisik. Dengan meningkatnya diferensiasi spasial
ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
f. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat
mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam
organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan
kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari karyawan yang berada
di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi.
Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak
memberikan masukan bagi pengambilan
keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi lebih terdesentralisasi.
Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai
struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.
g. Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal
dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme
dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu
yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
h. Personnel ratio.
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada
suatu fungsi atau departemen tertentu.
2. Dimensi Kontekstual,
yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini
memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi
struktural organisasi, yang terdiri dari:
a. Ukuran.
Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang
terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut.
b. Teknologi Organisasi.
Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem
produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input
organisasi menjadi output.
c. Lingkungan.
Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup
organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan
komunitas finansial.
Departmentalisasi
Departmentalisasi adalah proses dimana
suatu organisasi secara struktural dibagi dg mengkombinasikan pekerjaan dalam
departemen berdasarkan beberapa andil karakteristik atau dasar tertentu
(Luthans, 2002).
Terdapat beberapa macam departementalisasi
menurut Luthans (2002)
yaitu sebagai berikut :
1.
Departementalisasi
Fungsional
Biasanya dijumpai pada tiap
tipe organisasi. Fungsi-fungsi utama dari departementalisasi ini adalah
produksi, pemasaran dan keuangan.
2.
Departementalisasi
Territorial
Departementalisasi territorial
ini merupakan departementalisasi apabila suatu organisasi beroperasi atau
berada pada beberapa wilayah.
3.
Departementalisasi
Produk
Departementalisasi Produk
adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan atas dasar perbedaan barang atau jasa.
4.
departementalisasi
Pelanggan, misalnya struktur organisasi pendidikan, departemen pinjaman dari
bank
5.
Departementalisasi Matrik
Model-Model
Desain Organisasi
Menurut (Robbins, 2003) model desain
organisasi terdiri dari:
a. Organic
Organisasi yang berbentuk organic, maka dalam
organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat
sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk
melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang
sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b. Mostly Organic
Organisasi yang berbentuk mostly organic,
formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain
itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span
of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak
komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c. Mechanistic
Organisasi yang berbentuk mechanistic,
terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi
yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu
penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi
yang bersifat vertikal dan tertulis.
d. Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu:
adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya
training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang
bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam
organisasi tersebut.
Implikasi
Menejerial Desain dan Struktur Organisai
Para pegawai atau karyawan dalam suatu
perusahaan terhubung dalam suatu
struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan
dengan lebih baik dibandingkan dengan tanpa adanya pembagian tugas kerja. Agar
dapat mengelompokkan orang-orang tersebut dalam suatu unit atau divisi atau
bagian dengan tugasnya masing-masing maka dapat dilakukan departmentalisasi.
Posisi merupakan suatu kualitas, orang yang menempati posisi yang ia kuasai
akan memberikan kontribusi yang besar dalam organisasi tersebut. Oleh sebab
itu, mengapa implikasi menejerial desain dan struktur organisai itu dibutuhkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Daft,
Richard L. 1998. Organization Theory and Design. Ohio: South Western
College Publishing.
Jackson,
John H & Morgan,Cyril P.1978. Organization Theory. New
Jersey:Prentice-Hall, Inc.
Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior.
New York: McGraw-Hill.
Robbins,
Stephen. P. 2003. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar