Jumat, 09 Mei 2014

(tulisan) Mata Rantai yang Hilang



Mata Rantai yang Hilang
Seorang paleontolog muda yaitu Perl Ahlberg sedang mencari penemuan penting di sebuah museum di Eropa. Ia mencari penemuan penting di laci-laci yang berisi fosil-fosil yang sudah 30 tahun belum diteliti. Pada saat itu dimungkinkan ia telah menemutkan bukti evolusi yang belum terungkap selama 360 tahun yaitu mengenai asal mula nenek moyang kita yang pertama yang berasal dari makhluk air (ikan) yang berpindah dan menumbuhkan siripnya manjadi kaki ke darat. 
Untuk membuktikan bahwa nenek moyang kita berasal dari ikan membutuhkan fosil ikan yang dapat membuktikan anggapan tersebut. Melalui  observasi sederhana para ilmuan memnyatakan bahwa setiap mamalia, manusia, katak, salamander dan bahkan ular yang tidak mempunyai kaki adalah tetrapoda. Karena karakteristik  mereka yang sama yaitu  memiliki tulang rusuk, dan bernafas melalui hidung, maka mereka digolongkan tetrapoda.
Pendapat yang menyatakan bahwa awal dari terciptanya kaki adalah dari ikan dengan waktu evolusi selama 400 tahun. Dimana pendapat itu bermula pada saat kekeringan di suatu daerah yang bernama Devonian ada suatu jenis ikan lobefin yaitu Eusthenopteron yang beradaptasi ke darat untuk bertahan hidup, sehingga siripnya pun beradaptasi menjadi kaki. Sehingga Eusthenopteron tersebut disebut sebagai nenek moyang tetrapoda. Pada tahun 1930 seorang Erik Jarvik dari Swedia datang ke Devonian untuk meneliti lebuh lanjut. Ia pun menemukan fosil yang dimungkinkan adalah peralihan dari Eusthenopteron menuju tetrapoda. Fosil ikan tersebut bernama Ichthyostega dengan jumlah kaki tidak lebih dari lima buah. Jarvik meneliti mulai tahun 1948 hingga 1966 namun belum dapat diselesaikan juga penelitiannya tersebut.  Bukti dari adanya evolusi sangat susah ditemukan karena masa hidup dari hewan tersebut yang sebentar dan jumlah yang banyak. Evolusi yang terjadi dari suatu makhluk disebakan karena adanya mutasi genetik, dan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Namun ada pendapat seorang kreator yaitu Duane Gish yang menyatakan bahwa evolusi itu keliru karena ia meyakini alkitab bahwa bumi ini tercipta dalam waktu 6 hari bukan bertahun-tahun lamanya. 
Tahun 1938  di Afrika Selatan Marjorie Courtenay menemukan ikan aneh yaitu Coelacanth yang berkembang biak di Devonian. Kemudian ia menyerahkan ikan tersebut kepada Dr. Smith seorang akademis dari Afrika Selatan  untuk diteliti. Dr. Smith menyatakan bahwa ikan tersebut mempunyai kaki dibalik siripnya yang digunakan untuk berjalan di dasar laut. Ia pun menproklamirkan bahwa bukti yang dicari selama ini telah diketemukan.  Namun ternyata ada yang menemukan bahwa ikan tersebut tidak berjalan melainkan berenang seperti ikan lainnya. Karena ada bukti yang menyatakan bahwa ikan tersebut bukanlah berjalan namun berenang maka banyak yang mengirim surat kepada Dr. Smith yang menyatakan bahawa ia salah.
Pada tahun 1987 Jenny Clack datang ke pergi ke Greenland tersebut untuk mencari fosil yang belum juga diketemukan ini bersama Perl Ahlberg . Clack tidak menemukan bentuk peralihan antara ikan dan tetrapoda. Namun ia menemukan spesies lain di Devonian yaitu  Acanthostega, tetrapoda terlengkap kedua dengan delapan jari. Setelah itu Clack meneliti lagi hasil temuan dari Jarvik. Setelah diteliti ternyata Icthyostega bukan memiliki lima jari, namun tujuh jari dan itu bukan untuk berjalan namun untuk mendayung di  dalam air.  Clack juga menemukan  bahwa Acanthostega memiliki ingsang seperti ikan lain dan tidah dapat hidup selain di air. Penemuan Clack tersebut membuktikan bahwa evolusi tersebut bukan kenyataan. Ikan yang mempunyai kaki adalah tetrapoda di dalam air.
Pada tahun 1993 seorang pemburu fosil yaitu Ted Daeschler datang ke Red Hill untuk berburu fosil. Ia menemukan fosil tanaman. Temuannya tersebut dapat membuktikan bahwa Red Hill adalah hutan hujan tropis bukanlah gurun tandus. Disana ia pun menemukan ikan yang besarnya mencapai dua hingga tiga meter. Ikan tersebut adalah hyneria. Misteri mengapa kita telah berevolusi dari ikan  akhirnya diselesaikan . Jari-jari pada ikan tidak untuk berjalan, tetapi berenang dan menavigasi melalui rawa-rawa, seperti salamander.  Namun, masih ada fosil yang menunjukkan proses perubahan dari ikan menuju tetrapoda benar-benar terjadi . Bentuk transisi, sesuatu yang setengah ikan atau setengah hewan berkaki empat  itu masih hilang .
Kemudian Per Ahlberg datang ke Latvia . Dalam museum ia mencari pada setiap laci , dan akhirnya menemukan fosil seperti sabun yang tenyata adalah fosil rahang kanan dari transisi ikan menuju tetrapoda. Fosil tersebut bernama Livoniana. Setelah diteliti lebih lanjut olehnya ternyata memang benar Livoniana adalah fosil yang dicari selama ini fosil dari ikan menuju tetrapoda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar