Peran ADH dalam mekanisme pembentukan urine
Kombinasi
kontrol saraf dan hormonal mengelola fungsi osmoreglasi ginjal mamalia. Salah
satu hormone kunci dalam sirkuit regulasi ini adalah hormone antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH) atau disebut
juga vasopressin. ADH dihasilkan di
dalam di dalam hipotalamus otak dan disimpan di dalam kelenjar pituitary
posterior, yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Sel-sel osmoreseptor di
dalam hipotalamus memonitor osmolaritas darah dan meregulasi pelepasan ADH dari
pituitary posterior.
Stimulus
utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas plasma darah.
Osmolalitas plasma meningkat ketika seseorang mengalami dehidrasi atau ketika
seseorang makan makanan yang asin. Osmoreseptor di hipotalamus menanggapi osmolalitas
darah dengan mengirimkan sinyal saraf lebih ke pusat integrasi (hipotalamus).
Sehingga memicu sensasi haus dan peningkatan sekresi ADH. ADH menyebabkan
dinding duktus pengumpul pada ginjal menjadi lebih permeabel terhadap air. Hal
ini terjadi karena saluran air yang terkandung dalam membran vesikel
intraseluler pada epitel duktus pengumpul dan ADH merangsang fusi membran
vesikel dengan membran plasma, sama seprerti proses eksositosis. Peningkatan
reabsorpsi air yang dihasilkan akan memekatkan urin, mengurangi volume urin dan
menurunkan osmolaritas darah kembali pada kondisi normal. Saat osmolaritas darah di bawah normal
menyebabkan penurunan sekresi ADH ke tingkat sangat rendah dan pengambilan air
dalam volume besar. penurunan sekresi ADH berdampak pada bekurangnya permeabilitas
yang di hasilkan pada tubulus distal dan saluran saluran pengumpul terhadap
reabsorpsi air. Sehingga mengakibatkan pembuangan urin encer dalam volume besar.
Pendapat tersebut didukung oleh pernyatan Cynthia
and Michael (2012) yang menyatakan bahwa
ADH diproduksi di hipotalamus disimpan dalam granula sekretori di bagian
posterior dari kelenjar pituitari, dimana hormon dapat dilepaskan ke dalam
darah. Fungsi ADH adalah untuk memelihara volume sirkulasi darah dan osmolalitas
plasma darah agar tetap normal. Osmoregulasi adalah mekanisme yang digunakan
oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan air. Osmolalitas plasma darah normal
adalah 280-295 mOsm/kg. Bahkan dengan adanya sedikit perubahan osmolalitas
plasma darah ternyata dapat mempengaruhi pelepasan ADH. Ketika
osmolalitas plasma darah kurang dari 280 mOsm/kg, kelebihan cairan tubuh
terjadi (darah lebih encer) dan ADH tidak disekresikan. Bila osmolalitas lebih
besar dari 295 mOsm/kg , kehilangnya cairan tubuh terjadi (darah lebih pekat).
ADH kemudian disekresikan untuk merangsang tubulus pengumpul pada ginjal untuk
meningkatkan reabsorpsi air untuk menjaga keseimbangan air.
DAFTAR PUSTAKA
A.John, Cynthia and W. Day, Michael.
2012. Central Neurogenic Diabetes
Insipidus, Syndrome of Injury Antidiuretic Hormone, and Cerebral Salt-Wasting
Syndrome in Traumatic BrainInappropriate Secretion of. The Journal For High Acuity, Progressive and Critical Care Nursing.
Critical Care Nurse is the official peer-reviewed clinical journal of the American Association of Critical-Care
Nurses, published bi-monthly by The InnoVision Group 101 Columbia, Aliso Viejo,
CA 92656.
Campbell, Neil. A and Reece, Jane. B. 2008. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar